Jumat, 02 Desember 2011

Hatiku dicuci Malaikat

(gambar dari google images)
Ketika saya memutuskan untuk tinggal di Pondok Langit menjalani laku tirakat Islam Jawa Kasunyatane Urip selama sebulan penuh (full time), saya mengalami beberapa kejadian yang menurut saya luar biasa spektakuler. Ada dua kejadian diantaranya yang akan saya ceritakan kepada anda sebagai referensi, bahan renungan ataupun buat menina bobokkan anak sufi. Yang pasti dan saya tahu, Allah Maha Adil.

Kejadian yang mengejutkan.
Ceritanya begini:  Kamis akhir Juli 2006
Sehabis buka puasa kami mempunyai kebiasaan "mengendapkan rasa", mengolah rasa hasil puasa pada hari itu. 
Kami berdua duduk di tempat biasanya,  di teras belakang pondok ngobrol ngalor ngidul sambil sharing ttg ada suara yang bisa kami tangkap berasal dari dalam hati, rupa-rupanya kami mengalami hal yang sama.  Ini bukan suara hati semacam curhat tapi waktu itu kami dapet tugas dengerin suara hati yang mengagungkan asma Allah.

Jadi suara inilah yang disebut dengan kata hati, dan  ternyata hati itu benar-benar bisa bertasbih "subhanallah", Maha Suci Allah. 

Waktu itu memang hanya kami berdua yang tinggal di pondok.  
Sebenarnya ada beberapa orang lagi temen pegawai kantor TV yang dateng ke pondoknya hanya waktu malam saja, waktu siangnya mereka masuk kerja. 
Malam itu kita berkumpul sampai sekitar 8 orang. 
Jadi agak ramean gitu.

Pembimbing laku belum ada. Kami masih cerita ngalor ngidul tentang "hati" yang bertasbih itu gimana sih... dan diselingi pembicaraan ringan lainnya.

Cerita-cerita Hakikat
Sehabis Isya' sang pembimbing datang, beliau mengawali topik pembicaraan dengan membahas realita kehidupan kita yang hadir sambil tunjuk hidung kesalahan kita masing2 tuh apa,  hingga pada akhirnya Allah swt membuat "lingkaran-lingkaran pembatas" yang semakin lama semakin menyempit. Singkat katanya, mengapa  kok sumber rejekinya makin lama makin surut; kenapa anak istri sakitnya kok mesti gantian gak ada habis-habisnya.

Malam itu, atas seijin NYA pembimbing menghadirkan suasana "alam suwung". suasana hening, senyap, sunyi tanpa suara, tidak ada angin, suara hiruk pikuk lalu lintas sampai suara jengkerik, sepi n menurut pemula kayak saya, suasananya cukup mencekam.

Entah karena yang hadir malam itu kwalitas kenakalannya udah jauh diatas levelnya "bang toyib" yang nakalnya hanya ga pulang2.. (sebab kami rata2 sudah khatam "mo limo"), jadi suasana pembimbingan malem itu nadanya tinggi dan kata-katanya kasar.


Lalu saya ngomong "dalam hati"... 
"Kok ngomongnya kasar banget ya?"....eh, ternyata beliau tahu kalo saya ngedumel.. habislah diriku dibentak n dimaki NYA,

Kata NYA :"Emangnya kenapa? Jagad raya ini AKU yang punya, siapa yang mau ngelarang AKU? Mau ngomong ya semau KU, sapa yang ngelarang???"

"Aku peringatkan jangan sekali-kali mengoreksi orang lain, koreksi dirimu sendiri. Dasar hatimu busuk !!!"

Waktu itu saya masih pemula... saya gak ngerti kalo yang mbabar kawruh di alam suwung seperti disebutkan diatas tadi bukan lagi sang pembimbing ybs. Beliau hanya dipakai media oleh YANG MAHA KUASA untuk memberi wejangan kepada kita tentang kesalahan hidup masing-masing.

Kejadian di "alam suwung" berkisar kurang lebih 30 menit. Selepas dari "kehadiran NYA" sang pembimbing mbabar kawruh, bahwa begitulah suasana alam pada saat ALLAH SWT turun ke bumi. Semua makhluk sujud kepada NYA. DIA mengetahui segala isi hati manusia. Pada malam itu saya diperintahkan khusus untuk meminta "kebersihan hati” kepada NYA.

Pukul 00:00 kami sudah bersiap melaksanakan sholat malam.
Tepatnya waktu online pk 00:05 (jam 12 lebih 5 mnt), agar tidak terlewat kami naik lebih awal. Setelah sholat sunah 2 roka'at kemudian baca Al Fatihah 3x kemudian berdoa minta hati dibersihkan dari kotoran2 penyakit hati.
Untuk wiridannya membaca "subhanallah" sebanyak-banyaknya.

Pukul 01:00 WIB usai wiridan, kami bersiap menidurkan diri.
Baru kira-kira 15 menit, badan terguncang-guncang sampai kebangun.
saya pikir ada gempa bumi... sambil merangkak pegangan karpet saya bangunin temen yang tidur barengan.. tapi gak kebangun2 juga.

"Yaa Allah.. ada apa ini...???"  akhirnya saya rasain aja apa yang terjadi, yang terasa digarap tepat di ulu hati, kemudian saya telungkupkan kepala.. ilang..
 eh.. inget2 udah adzan subuh.  


Kemudian saya review kejadian semalam.. oh kiranya Allah swt mengabulkan doaku shg para malaikat ditugaskan membuang penyakit di hatiku yang busuk. Ternyata kerak-kerak hatiku dicuci bersih. Diguncang-guncang biar rontok. Emang waktu bangun pagi harinya hati terasa beda banget, terasa lebih diem n adem. 

tetep sehat,bersemangat dan selalu taat. 
terima kasih.

NB:  
Istilah-istilah: 
-Kasunyatane urip = realita kehidupan; 
-ngalor ngidul = kesana kemari; 
-alam suwung = alam kosong; 
-mbabar = menjelaskan; 
-kawruh = pemahaman

Tidak ada komentar: