Dari Penulis

Catatan ini bermula dari kegelisahan hati yang mempertanyakan arti kehidupan ; tentang siapa saya ; mengapa saya hidup ; untuk apa saya hidup ; apakah ada cara/tips-tips agar selamat menjalani kehidupan di dunia hingga akhirat. Inti dari semuanya adalah : "Saya kepengin masuk sorga!" Dan apapun caranya, saya akan ikuti dan jalani.. saya akan manut.

Membuncahnya kegelisahan hati dalam pertarungan menaklukkan gelora kehidupan itulah yang pada akhirnya telah menghantarkan saya kepada seorang penuntun laku tirakat Islam Jawa Kasunyatane Urip. Laku ini bukan sebuah aliran baru dalam agama Islam, laku Islam Jawa Kasunyatane Urip adalah sebuah "penamaan saja" agar kita bisa lebih terang melihat apa sebenarnya yang dapat kita serap untuk diterapkan dalam menjalani kehidupan. Dalam arti harfiahnya, Islam Jawa Kasunyatane Urip bisa diartikan sebagai orang Islam yang memahami realita kehidupan.

Seiring dengan perjalanan waktu, semua pertanyaan diatas dapat terjawab dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, satu persatu terurai dengan sendirinya dan memberikan jawabannya dalam fragmen nyata kehidupan. Jadi sebuah pemahaman spiritual utamanya pemahaman hakikat itu haruslah dipraktekkan dalam kehidupan sehingga kata kuncinya adalah "kudu dilakoni " (harus menjalani tirakat !), Setelah dijalani Allah swt akan berkenan membuka tabir-tabir hijabnya, memberikan ridho pemahaman ilmu hakikat serta memberikan bimbingan dan tuntunan NYA kepada kita. 
Karena sesungguhnya tiada seorangpun yang mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu hakikat, kecuali Allah. 

"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (dari Allah kembali ke Allah)

Selama menjalani laku tirakat, momen yang paling seru adalah ketika ada pergolakan batin yang luar biasa banget. Pergolakan yang bener-bener sarat hikmah, laksana sebuah pertempuran, brantayudha jaya binangun (tag: perang akhir jaman). Kejadian-kejadiannya sangat menarik, juga sangat subyektif sehingga tidak bisa saya ceritakan. Untuk mudahnya, saya akan ceritakan hikmah-hikmahnya saja. 
Ada juga pengalaman yang tidak bisa saya ceritakan. Misalnya pengalaman yang berhubungan dengan dunia ghaib, seperti "perjalanan melihat masa depan/visioner"; perjalanan di Arsy', bertemu malaikat, berdialog dengan orang sholeh yang telah wafat,  dll.

Singkatnya, catatan perjalanan ini merupakan pengalaman pribadi. Merupakan pengalaman menjalani laku tirakat berserah diri kepada ALLAH SWT. 
Modal utama dalam menjalani laku adalah dengan pasrah diri, selalu mengolah kehalusan rasa dengan dzikir, selalu mengingat Allah di tiap hembusan nafas secara sirri (dalam hati)

Sedikit demi sedikit, saya secara bertahap mulai bisa merasakan ketenangan, mulai tumbuh rasa ayem tentrem, hidup ini terasa lebih damai. Dan utamanya, saya bisa merasakan bahwa keberadaan Allah swt sudah tidak samar-samar lagi, Allah swt itu nyata adanya. Bisa lebih merasakan keberadaan NYA. Hakekatnya, saya merasa selalu berada didekat NYA, merasa dituntun dan merasa dibimbing langsung olehNYA.

Dalam hal ini, pemahaman Islam Jawa Kasunyatane Urip mengajarkan kepada kita bagaimana cara yang mudah dalam menjalani laku tirakat. 
Dengan meng-istiqomahkan/ merutinkan melakukan puasa sunah, Senin dan Kamis. Kemudian dengan memperbanyak sholat-sholat sunah baik yang dilakukan pada siang hari atau malam hari. Dan jangan lupa untuk selalu mengeluarkan zakat serta berserah diri hanya kepada NYA. 
Hakikat dari Laku tirakat Islam Jawa Kasunyatane Urip adalah mengamalkan ayat demi ayat Al Qur'an untuk di implementasikan dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari. 

Sebagaimana yang kita pelajari, Kitab Suci AL QUR'AN diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai RAHMATAN LIL 'ALAMIN, pembawa rahmat bagi seluruh semesta alam. Kitab suci Al Qur'an adalah pedoman, petunjuk, penuntun untuk menjalani kehidupan di dunia untuk semua golongan manusia yang hidup di dunia. 
Di dalam Al Qur'an juga terkandung pelajaran tentang akhlaqul karimah, tentang budi luhur, tentang moral yang baik, tentang bagaimana berperilaku menurut ketentuan Allah swt agar manusia bisa selamat menjalani kehidupannya di dunia hingga akhirat.

Menurut saya pribadi, inilah cara paling efektif untuk memasukkan Al Qur'an kedalam hati sanubari, memasukkan kedalam nurani/kalbu terdalam. Dengan berpasrah diri total (kafah) kepada NYA, ALLAH SWT akan berkenan meng-install akhlak Qur'ani untuk dimasukkan kedalam hati/kalbu manusia.
Perlu diketahui bahwa hati yang berakhlak Qur'ani itu tidak bisa diperoleh karena kehendak manusia itu sendiri; misalnya ada orang yang mempelajari Al Qur'an sampai hafal 30 juz, ini belum jaminan bahwa ia otomatis memperoleh akhlak Qur'ani. 
Pada hakekatnya, Akhlak Qur'ani ini sepenuhnya kuasa Allah swt. 

Demikian catatan perjalanan saya memahami dan menjalani laku Islam Jawa Kasunyatane Urip. Semoga bisa memberikan gambaran kepada para pembaca tentang laku tirakat yang sederhana dan mudah namun sangat bermanfaat bagi keselamatan kita beserta seluruh keluarga kita di dunia akhirat, Terima kasih.

Wassalam.