Senin, 22 November 2010

Mengamalkan Al Qur'an


Kita yakini dan imani bahwa kitab suci Al Quran adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw; diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di dunia agar digunakan sebagai pedoman hidup.

Pertanyaannya adalah.. 
Apakah anda sudah menjadikannya sebagai pedoman hidup?

Wajarlah kawan.. dan lumrah jika belum sepenuhnya bisa memahami seperti apa kaidah yang terkandung di dalamnya. Karena dahulu, jauh-jauh hari sebelum menjalani laku, saya pun mengalami kesulitan yang sama untuk menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup.  

Apa pasal? 
Sebagai kitab suci, sepertinya Al Quran terlanjur dianggap sebagai benda keramat. Apabila ingin membacanya, kita tidak boleh sembarangan. Ada aturan tak tertulis yang mengaturnya; dan harus ditaati. Kalau tidak taat aturan, katanya bisa gudiken (kudisan). Percaya atau tidak percaya, wallahu 'alam. Tapi begitulah adanya.

Pada waktu itu memang sempat mikir juga, lha iyaa... wong namanya buku pedoman, itu sama halnya dengan buku petunjuk. Pastinya akan lebih bagus jika sering dibaca untuk dipahami maknanya dengan baik dan benar; tidak hanya sekedar dibaca tulisannya atau "tadarus-an". 
Tetapi kenapa malah di "keramat" kan begitu ya? Wong yang keramat dan disembah-sembah itu kan yang memberi wahyu Al Quran ! Bukan kitabnya.. 
Sehingga masuk di akal jika muncul istilah yang mendeskripsikannya sebagai pemberhalaan Al Qur'an.


Memahami Al Qur'an dengan Laku. 
Begitulah, beberapa waktu yang lalu saya dipertemukan dengan seorang pembimbing yang mengajarkan Al Qur'an dengan laku. Intinya adalah melakukan laku tirakat yang dikhususkan kepada Allah swt sambil menjalani Al Quran didalam kehidupan sehari-hari, ayat demi ayat. 
Tirakatnya melalui sarana berpuasa pada hari senin dan pada hari kamis, kemudian memperbanyak sholat sunah, untuk mempertajam mata hati agar bisa berfungsi untuk merasakan dan melihat hikmah tersirat dari kehidupan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ini.

Ternyata.. untuk mengamalkan Al Quran itu, kita tidak perlu mikir jauh-jauh, karena hakikatnya, Al Quran adalah kitab yang mengatur tentang tata cara berperilaku manusia didalam menjalani kehidupan ini. Tata cara berkehidupan yang dimulai dari diri sendiri, sebagai kepala rumah tangga; sebagai imam bagi anak dan istrinya. 
Kemudian apabila anda menjalani kehidupan ini dengan jujur, yakin dan ikhlas, bahwa semua kehidupan ini adalah kuasa Allah, lambat laun tapi pasti (alon-alon waton kelakon), anda akan merasakan perubahan demi perubahan kearah yang lebih baik didalam perjalanan hidup anda. Bisa anda buktikan sendiri !

Disisi lain, pada saat yang sama, didalam hati (qalbi) anda akan merasakan perubahan “keberadaan” Allah dari yang semula sepertinya tidak nyata menjadi samar-samar adanya; semakin lama anda akan merasakan bahwa Allah memang nyata adanya.

Logika Hakikat.
Sesungguhnya kita menjalani kehidupan di dunia ini adalah atas kehendak dan perkenan dari Allah yang Maha Kuasa. Apapun yang terjadi pada diri seseorang adalah atas sepengetahuan dan perkenan dari NYA. Jadi.. di sepanjang hidup kita,  didalam udara yang kita hirup, di tiap hembusan nafas, disitu ada campur tangan Allah yang mengaturnya. Meski demikian, secara faktual sungguh sulit untuk bisa memahami bahwa semua keterkaitan dan ketergantungan ini telah diatur olehNya.

Sebagai contoh, didalam memenuhi kebutuhan hidup. 
Logikanya, ketika harus ihtiyar mencari nafkah, kita harus memiliki kemauan dan kemampuan bekerja sendiri. Sehingga jika kita tidak bekerja, maka kita tidak akan memiliki penghasilan. Logika ini memang lumrah dipahami oleh kita semua dan tidak ada yang salah dengannya.

Namun jika berada didalam koridor hakikat, logika diatas menjadi tidak berlaku.
Karena ada perbedaan ihtiyar yang dilakukan. Disini, ihtiyarnya hanya kearah vertikal saja (hablum minnallah), sehingga kita tidak berurusan dengan istilah mencari nafkah, semua urusan duniawi diserahkan kepada NYA. 
Hasilnya, tentu terserah kepada NYA; kita hanya sekedar menerima saja, apapun yang akan kita terima adalah yang terbaik menurut DIA. 
Subhanallah !!!

Hakikatnya, kehidupan duniawi adalah tempat pemuasan dari keinginan insani. Sehingga apabila anda berada dalam posisi masih mencari nafkah, berhati-hatilah. Pergunakanlah cara-cara yang sesuai dengan Al Quran sebagai kitab pedoman akhlaqul karimah; pedoman moral; pedoman dalam berperilaku. Apabila belum mengetahuinya, maka segeralah mempelajarinya.

Kita tidak bisa menunda-nunda lagi untuk mengamalkan Al Qur'an. Mengamalkan itu tidak sekedar dibaca dan dihafalkan atau dibuat perlombaan apik-apikan baca. 

Mengamalkan Al Qur'an itu harus disertai laku tirakat, men 'sucikan hati' dengan innalillahi wa inna ilaihi roji'un, semua hal harus dikembalikan lagi kepada yang telah menurunkan wahyu, kita pasrahkan hidup kepada NYA, memohon agar Allah ridho membimbing menuntun hidup kita. Dan.. perlu diingat, jika tanpa dilandasi dengan melakukan tirakat puasa pada hari senin dan kamis, bisa dipastikan Allah swt tidak akan berkenan membuka tabir-tabir Nya.

Mengenai manfaat laku tirakat
Dalam hal manfaat, yang merasakan buahnya bukan hanya diri kita sendiri. Laku tirakat itu manfaatnya juga harus bisa dirasakan oleh anak dan istri serta keturunan kita nantinya. 
Untuk itu pasrahkanlah hidup kita ini kepada Nya kemudian sertailah dengan ketaatan kita dalam menjalani tirakat; perbanyak sholat sunah; mengeluarkan zakat; jalanilah dengan ikhlas, yakin, maka kehidupan di masa depan akan ditata oleh Nya, Allah swt akan mengatur dan mengurus semuanya. 

Itulah perjalanan mengamalkan Al Qur'an yang saya alami didalam kehidupan ini, sekarang saya sudah merasa lebih tenang, semua menjadi lebih tertata tanpa harus mengaturnya, kehidupan rumah tanggapun semakin ayem tentrem. 

Semuanya adalah berkat ridho' Nya. Hikmah dari menjalani laku tirakat yang sungguh luar biasa ; bahwa dengan melakukan laku tirakat (puasa senin kamis) semakin lama akan terjadi semacam links ghaib antara kawula dengan Gusti, hal ini pastinya merupakan buah dari laku tirakat yang terbangun secara otomatis.

Demikianlah pengalaman mengamalkan Al Quran didalam kehidupan, karena sesungguhnya hidup ini adalah mengalir seperti air, kita hanya berjalan mengikuti takdir yang telah ditentukan oleh Allah s.w.t.

tetap sehat bersemangat dan selalu taat
terima kasih.

(foto:Al Qur'an dari google images)

1 komentar:

Mas Bb mengatakan...

Pesan pentingnya adalah bahwa hakikat itu mutlak ilmu dari Allah swt yang hanya bisa didapatkan jika seseorang telah menjalani laku tirakat, pasrah diri dengan keikhlasan hati yang dalam untuk hanya bergantung kepada Allah swt.

Selamat menjalani, semoga bisa menemukan hakikat yang dimaksudkan.

AJA PERCAYA YEN ORA NYATA !!!