Jumat, 22 Juni 2012

Hakikat Kesempurnaan

Tak ada manusia sempurna.
Saya sering bertemu dengan orang yang mengatakan bahwasanya tidak ada manusia sempurna. Kalau lagi ada waktu terkadang saya ladeni juga dengan diskusi singkat dan sedikit pendapat. 
Karena saya meyakini bahwa Allah Maha Adil, jadi semua orang bisa mencapai derajat kesempurnaan selama arah perjalanan hidupnya benar.
Aku hanya manusia biasa yang tak sempurna, kalimat ungkapan yang memberi kesan rendah hati tapi sejatinya malah menunjukan sisi kelemahan manusia itu sendiri.
Lucunya, beberapa orang malah mengeksploitasinya. Dimanfaatkan untuk alasan agar orang lain memaklumi perbuatannya  "Maklumlah... namanya juga manusia yang jauh dari kesempurnaan". uuh, ampun

Jika ditinjau lebih mendalam lagi, mengapa ada manusia yang suka lari dari tanggung jawab ya... suka meng kambing hitamkan orang lain... suka membuat alasan-alasan.. ujungnya, "...maaf saya khilaf, saya manusia yang tak sempurna" 
Menjadi aneh kan? seolah standar mutu manusia ya hanya sebatas itu.. Pertanyaannya...
  • Apakah yakin, manusia itu tidak sempurna?
  • Apakah tahu, manusia ada yang sempurna?
  • Apakah paham, manusia bisa mencapai kesempurnaan?
Bagi yang gemar ber "eksplorasi" dalam dunia spiritual, silakan menjelajahi kisi-kisi hakikat agar bisa melihat kesempurnaan yang haq.

Memang anda tidak langsung bisa mengerti, perlu waktu untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksudkan dengan manusia sempurna itu.  
Saran saya, jangan terlalu cepat men"judge" tidak ada manusia yang sempurna sebelum anda memahaminya.
Sempurna, menurut hakikat.
Pencapaian tingkatan tertinggi derajat kemanusiaan dalam syariat Islam adalah Insan Kamil (manusia sempurna). 
Diriwayatkan bahwa seseorang bertanya kepada Imam Ali as, "Bagaimana mungkin engkau menyembah Tuhan yang tidak engkau saksikan?"
Imam Ali berkata, ”Bagaimana mungkin aku menyembah Dia sementara aku belum menyaksikan-Nya?”
Imam Ali as telah menyaksikan adanya zat Yang Maha Agung. Beliau sudah mencapai derajat kesempurnaan. Dimana hakikatnya, derajat kedekatan itu ditentukan oleh kedekatan kita dalam mengenal Nya. 
Setiap insan manusia bisa mencapai titik kesempurnaan apabila memiliki keikhlasan dan kesungguhan hati bertawakal kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an Surat  Insyiqaaq (Apabila Langit Terbelah) ayat 6 :


يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.
(QS: Al-Insyiqaaq Ayat: 6)

Mencapai kesempurnaan hidup adalah cita-cita setiap muslim. Merupakan keinginan hati setiap orang yang mempercayai adanya kehidupan paska kematian nan kekal dan abadi di alam akhirat kelak. Hakikatnya, kesempurnaan adalah milik Allah swt. Oleh karena itu siapa saja bisa mencapai insan kamil (manusia sempurna) asalkan mendapatkan ridho’ Allah swt. 

Syarat Mencapai Kesempurnaan.
Dalam konteks tauhid, agama Islam adalah ajaran Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai penyempurna daripada ajaran-ajaran yang diturunkan terdahulu. Kita harus meyakini sebenar-benarnya bahwa Tuhan hanya satu, ALLAH SWT yang telah menurunkan ajaran ketauhidan dalam Zabur, Taurat, Injil dan Al Qur’an.

Sebagai penyempurna ajaran tauhid, semestinya semua manusia memeluk agama Islam. Tidak ada alasan lagi mempertahankan keyakinan selain Islam. Namun kehidupan di negara Pancasila begitu berwarna. Masyarakat kita ini masyarakat pluralistik. Masyarakat kita sudah tidak alergi dengan perbedaan-perbedaan. Sebagaimana semboyan Indonesia "BHINNEKA TUNGGAL IKA" (berbeda-beda tetapi tetap satu) /Satu nusa/ satu bangsa/ satu bahasa kita/ Tanah air pasti jaya/ untuk selama-lamanya/ Indonesia pusaka/ Indonesia tercinta/ nusa bangsa dan bahasa/ kita bela bersama. 

Oleh karena kita merupakan bagian dari masyarakat pluralis Indonesia, maka pondasi keimanan harus kuat. Jadikanlah Al Qur;an sebagai satu-satunya Pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia. Inilah Buku Petunjuk Keselamatan Dunia Akhirat. Jangan hanya mengaji Arabnya. Bacalah terjemahannya, Pelajari dan pahami artinya ayat per ayat.

Itulah syarat utama dalam mencapai kesempurnaan, meyakini dengan haqqul yaqin (seyakin-yakinnya) kebenaran Al Qur;an sebagai penyempurna ajaran-ajaran Tauhid yang diturunkan berkesinambungan semenjak masa Nabi Adam as hingga masa Nabi Muhammad saw.  Dengan jelas tersirat bahwa apabila ingin mendapatkan kesempurnaan, mendapatkan derajat insan kamil, anda harus memeluk agama Islam.

Kawah Chandradimuka
Pahap pembelajaran ini anda harus tekun/istiqomah melaksanakan aturan-aturan syariat dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan.  
Syariat mengajarkan kepada kita tentang rukun Islam dan rukun iman agar kita memiliki dan memahami syariat yang benar serta konsisten menjalaninya.

Dalam tarikat, kita mempelajari adab/aturan/tata cara ber dzikir/wiridan. Pada tahapan ini kita harus punya tekad, kemauan melakukan dzikir dengan sungguh-sungguh, karena Tarikat sejatinya adalah fase transisi menemukan jalan menuju meng”hadirkan” Allah di dalam hati. Dalam istilah kampungnya, “supados ati tansah mantheng marang Gusti Allah” (agar hati senantiasa hanya tertuju kepada Allah swt)

Tahapan hakikat. 
Pada tahap ini semua hal berdasarkan pada kebersihan hati. 
Awali dengan niat tulus, ikhlas, pasrah hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah swt. tidak boleh niat yang lain. Berjanjilah dalam hati, bahwa anda secara total menyerahkan hidup anda, istri dan anak-anak kepada Allah swt. Menyadari dengan penuh keikhlasan bahwa kejadian apapun di kehidupan manusia, semata-mata atas kehendak dan sepengetahuan Allah swt.  

Kita boleh merencanakan/membuat program atas masa depan kehidupan kita tapi tidak boleh mengharapkan hasilnya. Karena putusan akhir tetap Allah swt yang menentukan. (tawakal). Semoga dengan begitu Allah swt berkenan memberikan tuntunan dan bimbingan Nya.

Penjabaran diatas sejatinya merupakan syarat-syarat lahiriah yang harus dipahami dengan baik. Hal ini agar anda tidak gagap melangkahkan kaki pada tahap berikutnya. Pelajari tahapan ini, persiapkan diri anda dengan setulus-tulusnya, seikhlas-ikhlasnya, sepasrah-pasrahnya.

Tahap selanjutnya adalah fase yang berhubungan dengan alam ghaib, tahap pemahaman hakikat melalui laku tirakat (learn by doing)
Pada tahapan ini tidak diperlukan penalaran logika. Yang paling dibutuhkan dalam tahapan ini kepasrahan, keyakinan, keikhlasan dan kesabaran.

Demikian beberapa tahapan yang wajib dilalui dalam rangka membersihkan hati agar Allah swt berkenan menerima "penghambaan" umatnya. Untuk kemudian berkenan menyempurnakan hidupnya serta mengangkat derajat ke tempat tertinggi.

Untuk lebih mendalam lagi, kami persilahkan "klik" artikel yang sudah tersedia di bawah ini:


Kesimpulan
Anda tidak akan berhasil mencapai kesempurnaan apabila tujuan pencapaiannya berdasarkan atas kehendak anda sendiri. 
Manusia mencapai kesempurnaan hakikatnya disempurnakan oleh Allah swt setelah melewati tahap Kawah candradimuka, digembleng melewati tempaan dalam berbagai macam ujian-ujian yang dihadirkan di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pencapaian kesempurnaan itu merupakan hadiah Allah swt atas keikhlasannya menghambakan diri kepada Nya.

Dialah manusia sempurna yang mampu berproses menerima, menemukan  dan memahami pesan ghaib yang dikirim oleh Nya.
Oleh karena itu apabila kita berpasrah diri kepada Allah swt disertai menjalani laku tirakat dengan tulus ikhlas, Allah swt akan berkenan memberi bimbingan dan tuntunan dalam kehidupan kita di dunia. 

Hakikatnya, derajat insan kamil  adalah buah ketaatan manusia yang hanya berserah diri kepada Allah swt.. 

tetep sehat, tetep semangat dan selalu taat.
wassalam.  

Tidak ada komentar: