Senin, 30 April 2012

Sangkan Paraning Dumadi


Mayoritas masyarakat Jawa sebagai pelaku spiritual kejawen memahami dengan baik makna sangkan paraning dumadi. Pemahaman filosofi ini dalam rangka pengenalan jati diri, termasuk pemahaman dasar dan hukumnya wajib. 
  • Sangkan diartikan berasal darimana, 
  • Paraning diartikan hendak kemana dan 
  • Dumadi   diartikan sebagai terjadinya. 
Secara umum sangkan paraning dumadi dimaknai sebagai asal muasal perjalanan ruh. darimana ruh berasal, kemana arahnya, dan akhir tujuannya.  

Filosofi Masyarakat.
Secara filosofis pemahaman diatas kini sudah berkembang dan terlihat semakin beragam. Aliran kebatinan/kepercayaan yang khususnya berbasis di Jawa, memiliki pengertian dan pemahaman yang berbeda antara aliran yang satu dengan aliran yang lain dalam memaknai arti sangkan paraning dumadi.

Nuansanya kini, ada kecenderungan memahami filosofi sangkan paraning dumadi pada ranah rohani "ansich". Pemahaman yang sejatinya belum komplit. Akibat adanya perbedaan pemahaman tersebut, filosofi sangkan paraning dumadi menjadi eksklusif. Menjadi berada di awang-awang, tidak menyentuh akar kehidupan manusia lebih mendalam. Menurut saya, perbedaan ini akibat adanya kesenjangan pemahaman dasar. 

Sebaiknya memang segera merumuskan untuk menuntaskan perbedaan pemahaman ini agar lebih mendasar lagi. jika tidak, sampai kapanpun nantinya kita tidak akan pernah tahu (apalagi memahami) korelasi filosofi sangkan paraning dumadi dengan realita kehidupan manusia. 

Pemahaman sisi Realitas.
Bagi kami, memahami filosofi leluhur hakikatnya untuk pegangan kita dalam menapaki jalan kehidupan di dunia agar selamat menuju alam akhirat. 

Oleh karenanya, filosofi sangkan paraning dumadi kami pahami dalam kerangka realitas kehidupan manusia. Kejadian yang terjadi pada saat ini (dumadine urip saiki) merupakan akibat dari perbuatan yang dulu pernah kita lakukan (sangkan paraning biyen)

Dengan kata lain dikatakan bahwa yang terjadi saat ini merupakan buah perbuatan masa lalu (hukum sebab akibat). Dan dalam filosofi kejawen, yang mengalaminya dikatakan sedang "ngundhuh wohing pakarti" (memetik buah perbuatannya)

Filosofi sangkan paraning dumadi dengan ngundhuh wohing pakarti adalah dua hal yang berbeda, memiliki pengertian yang sangat berbeda.
Sangkan paraning dumadi pengertiannya lebih kepada ranah "asbabul nuzul"nya, pada penyebab awal kejadiannya.  
Sedangkan ngundhuh wohing pakarti pengertiannya pada akibat akhir kejadiannya. Merupakan "uwoh" atau buah dari perbuatan yang pernah dilakukan. Bisa di analogikan dengan "siapa menabur angin akan menuai badai" karya Pramudya Ananta Toer.

Contoh kejadian.
Tanggal 5 Pebruari 2012 yang lalu. Terjadi kecelakaan di sekitar Patung Tugu Tani Jakarta, korban 9 orang meninggal dunia.

Sopir Xenia, Afriyani, 29 tahun adalah orang yang sedang ngundhuh wohing pakarti,  dia mendapatkan buah dari perbuatannya sendiri, yaitu suka mengkonsumsi narkoba. 

Analisis Peristiwa.
Dengan menggunakan analisis filosofi sangkan paraning dumadi, persoalan Afriyani menjadi tidak sesederhana yang kita pikirkan. Dari perspektif ini, kita bisa menggali lebih dalam lagi apa penyebab "kesialan Afriyani".
Metode analisa filosofi sangkan paraning dumadi seperti metode pembuktian terbalik. Jadi dimulai dari bawah, kita runut keatas sampai ke akar permasalahannya, ketemulah sisik melik penyebab yang sebenarnya..

Tapi sebelumnya saya mohon maaf, ini bukan bermaksud membuka sejarah keluarga Afriyani, namun ini sebatas pada analisa filosofi diatas.

  • Siapakah sesungguhnya Afriyani? 
  • Siapakah orang tuanya ? 
  • Apa pekerjaan Ayahnya? 
  • Bagaimanakah cara Ayahnya memperoleh harta?
  • Apakah dalam menafkahi anak dan istrinya, dari rejeki yang halal? 
  • dst..
Halalan Thayyiban.
Dalam analisa masalah hakikat, pokok utama terletak pada kehalalan rejekinya. Hal ini sangat penting untuk menjaga kebaikan istri dan masa depan anak-anak kita. Hanya rejeki halal yang bisa memberikan kemaslahatan bagi seluruh anggota keluarga. Hanya rejeki yang haq, asal usulnya jelas yang membawa kepada keberuntungan. 
Sebagai imam keluarga, suami diberi amanah untuk menjaga, melindungi dan menyelamatkan anak-anak dan istrinya agar tidak terjerumus ke neraka. Maka menjadi kewajiban suami memberi nafkah keluarganya dari rejeki yang "halalan thayyiban", rejeki yang halal dan baik.

Untuk urusan "rejeki halalan thoyyiban" anda harus ekstra hati-hati. Karena jika ceroboh atau masa bodoh dengan kehalalan rejeki yang dibawa pulang, sama halnya anda menjerumuskan istri dan masa depan anak-anak berikut seluruh keturunannya. Dampaknya bisa macam-macam. Contohnya, adakalanya menjadi sakit-sakitan atau sering celaka, kurang mujur.. dsb. 
Naudzubillah, maka berhati-hatilah !

Instrospeksi diri.
Hakikat sangkan paraning dumadi adalah instrospeksi diri atau mawas diri yang dipergunakan untuk menelaah, menyerap petunjuk, menjadi alat analisa pembelajaran dari kejadian yang dihadirkan Allah swt di dalam kehidupan. Sesungguhnya kita diperintahkan mempelajari hal tersebut untuk mengasah kemampuan memahami hikmah dari suatu peristiwa/kejadian. 

Saya garis bawahi bahwa semua kejadian di kehidupan ini semata-mata atas kehendak dan sepengetahuan Tuhan. Manusia diperjalankan Allah swt dalam rencana global yang telah dipersiapkan. Kemudian kelanjutan dari cerita kehidupan anda tergantung pada amal perbuatan anda sendiri. 
Apabila perbuatan anda benar, anak-anak dan istri akan merasakan ketenangan, ketentraman.

Penutup.
Sebagai manusia biasa, tentunya kita selalu mengharapkan keselamatan di dunia hingga di akhirat kelak. Semoga dengan "tansah eling lan waspada", selalu ingat kepada Tuhan dimana saja dan kapan saja serta selalu mewaspadai setiap langkah perbuatan, kita senantiasa terjaga dalam lindungan NYA dan selalu berada di jalan NYA.

tetep sehat, tetep semangat dan selalu taat.
Wassalam.


Tidak ada komentar: