Jumat, 27 Maret 2015

Mimpi dalam Pemahaman "Lelaku"

Tujuan "lelaku" 
Dalam tradisi Jawa, lelaku atau laku tirakat mempunyai peranan penting bagi sosok pemuda dalam rangka membentuk jati diri agar mampu memahami nilai-nilai kehidupan. Memang tidak ada bukti empiris yang dapat disampaikan tentang "lelaku", namun sepanjang yang saya ketahui, di kalangan bangsawan umumnya para pangeran sudah "lelaku" serta mempelajari ritual kejawen semenjak "akil baligh" atau setelah "mimpi basah". Tujuannya untuk membentuk karakter bangsawan Jawa yang berkepribadian agar lebih memahami dengan mendalam adat istiadat, tata krama dan ilmu-ilmu spiritual Jawa yang turun temurun diajarkan kepada putra-putrinya demi melestarikan ajaran leluhur nan adhiluhung.   

Indikator penting didalam lelaku adalah kemampuan untuk mendapatkan "wangsit". Artinya, kemampuan memperoleh "wangsit"/petunjuk ghaib akan menunjukkan tingkat kepekaan yang bersangkutan, semakin peka seseorang akan semakin cepat untuk memahami dunia ghaib.
Kemampuan memahami wangsit ini menjadi krusial bagi para pelaku supranatural. Namun bukan hanya sekedar mendapatkan wangsitnya, juga dituntut memiliki kecerdasan spiritual yang nantinya bermanfaat untuk "membaca" petunjuk ghaib yang multi tafsir. 
Oleh karenanya, para spiritualis harus memiliki kemauan kuat untuk belajar dengan seksama agar mempu dengan baik dan benar memahami, mengerti dan bisa menerjemahkan petunjuk ghaib yang bakal diterimanya. 
Perlu diingat, sebelum "mumpuni"(menguasai betul), jangan sekali-kali memberikan wejangan kepada orang lain.

Wangsit atau Petunjuk Ghaib.

Cara untuk mendapatkan wangsit biasanya dilakukan malam hari, mulai jam 22:00 sampai dengan 02:00. Pada umumnya yang bersangkutan akan mendatangi tempat yang dianggap angker, kemudian melakukan ritual bakar-bakar dupa atau kemenyan, berdiam dalam hening, melakukan "semedi"/meditasi sampai mendapatkan bisikan. Kadang ada juga yang bisa "melihat" sesuatu bentuk seperti bayangan yang tiba-tiba "terlihat". 
Cara yang lain, dengan pakem Islam, menyendiri dalam sudut masjid atau makam-makam yang dianggap "keramat" kemudian melakukan wiridan/dzikir terus sampai mendapatkan petunjuk. 
Untuk yang melakukannya dirumah, diawali dengan mengerjakan sholat istikharoh dilanjutkan dzikir sepuasnya, kemudian tidur dan jika beruntung langsung mendapatkan mimpi. 

Ada lagi yang lebih sederhana, diawali sholat sunah, berdoa kepada Allah menyampaikan keinginannya, kemudian dzikir hingga masuk alam bawah sadar, antara sadar dan tidur, pada freq alpha (4=8)MHz, alam "layap-luyup". Pada freq alpha, selama bisa bertahan tidak tertidur< akan muncul gambar seperti televisi melukiskan kejadian-kejadian yang ingin diketahuinya.

Mimpi Nabi, wahyu Illahi.
Seringkali saya bertanya dalam hati mengapa orang sering mempersepsikan "miring" terhadap mimpi. Mimpi dianggapn sekedar kembangnya tidur. Yakni hanya sebatas cerita yang kemudian terlupakan setelah terbangun dari tidur. Mimpi hanyalah mimpi, yang tak berarti apaun didalam kehidupan.
Jika mempelajari sejarah, sejak jaman dulu, para nabi mendapatkan petunjuk melalui mimpinya. Mendapatkan bimbingan dan tuntunan dari Allah untuk perjalanan masa depannya juga lewat mimpi. 
Coba diingat cerita tentang,
Nabi Yusuf as di dalam Al Qur'an. Suatu hari Yusuf bermimpi tentang 11 bintang, matahari dan bulan, turun dari langit dan bersujud di depannya. Ia menceritakan mimpinya kepada ayahnya. Ya'qub sangat gembira mendengar cerita itu dan menyatakan bahwa Allah SWT akan memberikan kemuliaan, ilmu, dan kenikmatan hidup yang mewah bagi putranya. 
Perhatikan juga mimpi Nabi Muhammad SAW tentang siksaan di alam kubur bagi umat-umatnya yang berkelakuan tidak baik semasa hidupnya. Mimpi seorang nabi digolongkan sebagai wahyu illahi. 

Macam-macam Mimpi.
Ada yang mengatakan, mimpi itu bahasa sandi dari Tuhan. Sandi yang dipelajari dan dipahami secara khusus bagi para supranaturalis agar mampu menangkap "kehendak Tuhan" yang disampaikan melalui "jagad gumelar".

Sebagai bentuk kehati-hatian dalam menafsirkan mimpi, leluhur Jawa mewariskan ilmu klasifikasi mimpi berdasarkan waktu terjadinya:
  1. TITIYONI : mimpi yang hanya sekedar bunga mimpi, antara waktu pagi, sore dan menjelang malam,  
  2. GONDOYONI : mimpi yang bisa jadi nyata & tidak nyata, antara waktu pertengahan siang & tengah malam
  3. PUSPOTAJEM : mimpi yang menjadi kenyataan. Merupakan sebuah firasat atau pertanda, antara waktu menjelang pagi kurang lebih jam 03:00
Pedoman diatas diperuntukkan bagi orang awam. Bagi sebagian para pelaku spiritual, waktu sudah tidak menjadi acuan utama. Ilmu ini terus berkembang sehingga sekarang para "visioner" alias "tukang terawang" setiap saat bisa mendapatkan petunjuk baik lewat mimpi ataupun dzikir. 

Mimpi dalam Lelaku.
Sedangkan bagi para "ahli lelaku", mimpi yang diterimanya merupakan petunjuk, bimbingan dan tuntunan dari Tuhan kepada umatnya untuk pedoman menjalani kehidupan di dunia. 
Permasalahan apapun yang dialami manusia bisa ditanyakan langsung dan mendapatkan jawabannya. Jawaban dari "sana" bisa berupa bahasa sandi yang perlu diterjemahkan lagi, atau langsung berwujud gambar selayaknya kita menonton tivi, colourfull, merupakan gambar kejadian yang akan kita alami. 

Tentunya tidaklah mudah untuk mendapatkan petunjuk NYA lewat mimpi tidak. Kalbu kita harus selalu "bersih". Senantiasa selalu dalam kondisi "lelaku".
Oleh karenanya, setiap mimpi yang kami terima baik pagi, siang atau malam semuanya tergolong "puspotajem". Mimpinya merupakan petunjuk kejadian yang akan kita alami.

Manfaat Lelaku.
Andai anda memahami kehidupan ini dengan baik dan benar, saya yakin semua orang akan meluangkan waktunya untuk berlama-lama tenggelam dalam dzikir mengagungkan asma Allah, subhanallah... subhanallah.. subhanallah.. 
Sungguhpun demikian, manfaat dan keuntungan yang kita dapatkan jauh lebih banyak dibandingkan dengan apa yang kita keluarkan. 
Coba anda camkan kalimat ini bagi para ahli lelaku...

"Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan tuntunan kepada anda menjalani kehidupan di dunia. Senantiasa memberikan ridho NYA dalam tiap langkah kaki anda menapaki perjalanan hidup di dunia hingga akhirat"

Itu merupakan "garansi keselamatan" dari Allah swt. 
Bukankah itu sudah lebih dari cukup? selamat dunia hingga akhirat.
Apalagi yang hendak dicari sobat??

Pengalaman pribadi.
Selanjutnya saya akan berbagi cerita seputar pengalaman menerima petunjuk, baik saat berdzikir maupun ketika dalam posisi tertidur.

Pada tahun pertama menjalani "lelaku", periode Juni 2006/2007, saya sering mengalami peristiwa yang "aneh-aneh". Sebenarnya peristiwa biasa bagi kalangan spiritualis, karena belum terbiasa maka saya katakan aneh. Diantaranya, saya pernah posting judulnya "Hatiku Dicuci Malaikat". Peristiwa ini menurut saya, sangat luar biasa. 
Di kejadian ini, Allah swt membukakan pemahaman baru kepada saya, khususnya tentang Kuasa NYA bahwa pada hakikatnya Allah swt tidak pernah membedakan umat-umat Nya. Manusia diberikan kesempatan yang sama untuk memahami wahyu-wahyu NYA yang selalu di update sesuai jamannya pada waktu itu, hingga pada akhirnya menurunkan wahyu-wahyu NYA yang paling aktual kepada Nabi Muhammad saw berupa kitab suci AL QUR'AN sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia hingga akhir jaman. 
Dan Allah swt tidak memaksa anda untuk meyakini atau tidak meyakini akan kebenaran Al Qur'an, semuanya dikembalikan kepada manusianya masing-masing. Siapapun akan dinaikkan derajat kemanusiaannya pada tempat yang tertinggi dan terbaik sesuai dengan apa yang diusahakannya. 

Tentang hal tersebut, simaklah perjalanan Nabi Muhammad saw, dalam dialog beliau dengan istrinya Siti Khadijah, beberapa waktu setelah menerima wahyu. Beliau juga tidak tahu jika dipilih menjadi Rasulullah.

Kemudian ada pengalaman bertemu dengan para leluhur Prabu Angling Dharma di Bojonegoro, Prabu Jayabaya di Kediri, KH Hasyim Asy'ary di Tebuireng, Eyang Sakat dengan istri (ortu ibunda), Kyai Bagus Kasan di Masjid Sambong Macan (saudara ipar Kyai Bagus Harun, Sewulan).

Pertemuan-pertemuan tersebut semuanya terjadi di alam bawah sadar, alam "layap-liyep ing aluyup", alam antara sadar dan tidur. Di area ini, anda bisa menjelajahi kemanapun anda mau selama mendapat ijin dari NYA. 
Jadi, "dzikir" dalam lelaku ini membawa kita menuju kesadaran tertinggi. Saya rasa lelaku ini cukup praktis, daripada berlatih macem-macem, lebih baik ber "dzikir" dan mendapatkan hasilnya untuk dunia dan akhirat sekaligus. 

Jika anda seorang spiritualis, anda pasti bisa merasakan dengan baik hentakan pancaran gelombangnya yang halus, kuat, tenang dan berwibawa. Sesungguhnya lelaku ini sederhana dan sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri, anak-anak dan istri tercinta, serta seluruh aspek kehidupan kita di dunia  hingga akhirat.

Penutup.
Demikian yang dapat kami sampaikan sesuai dengan apa yang telah saya alami bersama rekan-rekan yang lainnya. Dari kami, hanya doa dan rasa syukur amat mendalam kepada Allah SWT yang telah "memilih" kami sebagai pembawa berita bagi teman yang lain di seluruh dunia. Mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua.
  
Tetap sehat, tetap semangat dan selalu taat.
Aamiin.

Tidak ada komentar: