Minggu, 19 Desember 2010

Satu tahun Wafatnya Gus Dur


Sabtu 18 Desember 2010, ba'dal subuh, matahari sudah terbit. Pagi ini terasa agak lain.
Di beranda masjid mbah Hasyim (KH Hasyim Asyari - Pondok Pesantren Tebuireng) terlihat suasana yang agak berbeda dari biasanya. Selepas subuhan, para santri yang biasanya langsung bubar atau kembali melanjutkan tidurnya masih terlihat bergerombol di beranda masjid yang baero (luas). Rupa-rupanya di beranda ini, mereka mempersiapkan acara khataman Qur'an , sebagai pucuking laku  dalam rangka memperingati 1 tahun wafatnya Gus Dur.


Ada beberapa agenda yang akan dilaksanakan, antara lain, acara yang akan diselenggarakan setelah dhuhur, yaitu parade barongsay dari Jombang ke Tebuireng, acara ini merupakan sumbangan dari warga Konghucu/Tionghoa, sebagai wujud terima kasih warga Konghucu/Tionghoa kepada Gus Dur. Sebetulnya hal seperti ini tidak lumrah dilakukan di pesantren, tetapi karena alasannya sda, akhirnya Gus Sholah mengijinkan. Sedangkan untuk acara puncak, akan diselenggarakan ba'da Isya'


Matahari sudah empat lima penggalah tingginya, suasana semakin ramai oleh kedatangan masyarakat yang ndlidir hambanyu mili, mereka yang datang tidak hanya dari berbagai kota di Jatim tapi juga dari berbagai kota di tanah air.

Memang harus kita akui, semenjak Gus Dur wafat dan dimakamkan di Tebuireng, seolah Pesantren Tebuireng tidak pernah sepi kedatangan pengunjung ataupun peziarah.
Pada awalnya dulu, penduduk dibuat repot juga oleh banyaknya pendatang yang membuka dagangannya di jalan kampung sekitar pondok pesantren, menutupi muka rumah penduduk setempat ; jalanan gang menjadi macet ; apalagi sanitasi, sangat tidak memadai ; sedangkan sampah berserakan dimana-mana. Tapi syukurlah cepat ditangani oleh para ketua RT setempat dengan cukup baik.

Dan subhanallah, di kwartal pertama tahun 2011, sekitar bulan Maret, akan dimulai pembangunan kompleks makam dan nantinya menjadi salah satu tempat tujuan wisata religi yang ada di tanah air, dan tentu saja, ehm.. ehm.. Pesantren Tebuireng kian bersinar dan akan dikunjungi lebih banyak lagi wisatawan.

Matahari telah bersembunyi dibalik bumi, ketika adzan Isya' berkumandang, para santri berbaur dengan para pendatang, bersama-sama melakukan sholat jama'ah Isya' didalam masjid. Di waktu yang bersamaan, Jalanan sekitar kompleks makam lengang, bau harum bunga mawar, melati, sedap malam, srigading, gardena dari tumpukan bunga diatas gundukan tanah pusara Gus Dur menyeruak masuk kedalam hidung yang untungnya, agak tersumbat. Dan disaat semua hening, sangat terasa nuansa nya begitu sunyi dan sakral.

Acara dimulai tepat 19:30, dimulai dengan tahlilan dilanjutkan dengan yasinan terus doa dari kyai sepuh dan setelah itu pidato sambutan dari shohibul bait, Gus Sholah, keluarga almarhum yang diwakili putri kedua, Yenny Wahid ; kemudian kesan dan pesan dari teman, murid, ketua MK, Mahfud MD ; Anggota DPR-RI dari PPP, Lukman Hakim Saifuddin, ; kemudian Gus Imron Machrus Ploso-Kediri ; terakhir guru besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.

Sebagai penutup, pembacaan doa dari salah satu kyai sepuh yang hadir. Cukup lama berdoanya, karena banyak doa yang baru dikeluarkan dari lemari. Kemudian ramah tamah, makan malam bersama para tamu dan undangan.

Hari masih menunjukkan pukul 22:30 WIB, tapi kepenatan sudah merambah domain utamanya, mengantuk tak tertahankan. Dan akhirnya, aku terlelap dalam buai angin malam yang menyentuh pori-poriku lewat celah ventilasi kamar yang terbuka. Wassalam.

Tetep sehat, bersemangat dan selalu taat.
Terima kasih


(Foto:barongsay dari google images)

1 komentar:

Mas Bb mengatakan...

Peristiwa tsb diatas hakikatnya adalah sebuah petunjuk dari Allah kepada kita. Memang sepintas yang terlihat adalah sebuah prosesi haul 1 tahun yang diperingati bersama antara keluarga, masyarakat dan Pesantren Tebuireng. Tapi jika anda perhalus "rasa" anda, serta melihat dengan menggunakan mata hati, akan banyak hikmah yang akan anda dapatkan.
Sesungguhnya apa yang harus kita pahami dengan adanya peristiwa yang terjadi di depan mata kita ini.
Pesan apakah yang tersirat. Mengapa hal itu diperlihatkan kepada kita?
Dan sebenarnya apa sih hikmah yang harus kita pahami itu?