Selasa, 25 Mei 2010

KESADARAN SPIRITUAL


Gunungan
Perjalanan menyusuri jalan yang lurus  itu memang harus "diperjuangkan". artinya, meyakini sesuatu yang tidak kasat mata atau hal-hal yang tidak bisa di nalar/di logika tentu tidak  semudah mengucapkannya karena kesadaran spiritual seseorang berbeda derajatnya sehingga tidak semua orang bisa menerima hal tersebut dengan sepenuh hati.... 
Lha piye to.. wong iku ghaib..!!!

Rukun Iman... 
Percaya kepada adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari akhir dan qada' / qadar adalah enam hal yang harus diyakini, di-imani, dipercayai oleh umat Islam dimanapun berada. Dan keenam butir-butir itu semuanya adalah ghaib, tidak nyata adanya. Jadi kenapa kita mesti menganggap tabu membicarakan hal ghaib?

Apakah sesuatu yang ghaib selamanya menjadi misteri ilahi dan hanya Allah sendiri yang mengetahuinya? Jawabnya tentu saja tidak !!! 
Apa sebab?  Allah adalah Yang Maha Kuasa atas semesta alam. Sesuatu yang ghaib, tidak nyata tetapi ada, dan tempatnya tidak jauh dari urat leher. 
Jadi jika Allah telah berkehendak untuk membuka tabir ghaib NYA kepada siapapun yang dikehendaki agar mengetahuinya, maka tidak ada sesuatupun yang bisa menghalangi kehendak NYA.

Kita juga masih sering mendengar cerita-cerita mitos yang beredar di masyarakat, seperti cerita "mbah danyang" desa setempat yang melarang warganya nanggap wayang.
Atau cerita tentang tempat-tempat yang dianggap keramat, bahkan karena saking percayanya dengan yang mbaurekso desa, tiap bulan Suro diadakan bersih desa atau "nyadran" yakni sebuah persembahan berupa hasil bumi, buah-buahan hasil sawah dan kebun  masyarakat setempat. Ritualnya paling lama 2 sd 4 jam selesai, selebihnya adalah pestanya  berupa hiburan, wayangan, dangdutan lengkap dengan "ledekan" dan ndem-deman.

Hal semacam itu masih dilakukan hingga saat ini terutama di daerah Mataraman (Kab.Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Blitar, Ponorogo, Jombang dst). Bahkan di beberapa kabupaten dijadikan ikon pariwisata daerah sebagai wisata unggulan dan memiliki agenda tahunan.

seperangkat gamelan
Sebagai contoh riil.
Sebuah cerita mitos yang hingga kini dipercayai oleh masyarakat di kampung Sekapur. Dengan penduduk sekitar 400 KK kurang lebih 1000 jiwa, kampung ini memilik 4 rumah ibadah Musholla 3 unit, Masjid 1 unit.
Masyarakatnya adalah sterotip masyarakat di pedesaan Jawa yang heterogen, santri, abangan , priyayi, ada buruh tani, pegawai negri, karyawan pabrik, pengangguran, seperti itu.


Di kampung ini hampir tidak pernah ada pertunjukan yang berbau gamelan, apa itu wayang kulit ataupun ludruk baik yang diadakan oleh warga atau ataupun pertunjukan jaranan  yang sedang "mbarang" (ngamen) yang lewat. Usut punya usut, ternyata warga Sekapur ndak boleh nanggap wayang, sama mbah danyangnya (si penguasa ghaib).


Katanya di kampung Sekapur di wilayah mbah danyang sini tidak boleh terdengar suara gong dari gamelan. Kenapa tidak boleh? sekali lagi katanya, si mbah danyang itu pemeluk Islam tus (Islam tulen) sehingga tidak  mau kesisipan kejawen blas. Lha pentas wayang kulit pasti diiringi dengan  seperangkat gamelan.. iya to?


Jadi warga kampung kalau punya hajatan seperti khitanan atau mantenan, pasti nggak nanggap wayang kulit. Umumnya warga ya nanggap elektonan terus dangdutan diiringi beberapa penyanyi sexi kadang ada ndem-ndemannya juga. Walaaah yang begitu malah dibolehkan?  Itulah anehnya... rupanya mbah danyang suka dangdutan juga ya..  haha...ha... woalaah mbah..!


Ini cerita tentang beberapa warga yang tidak mempercayai cerita mitos itu. Kejadiannya  disaat warga tadi membuat pesta perkawinan anaknya, keluarga itu nanggap wayang kulit. maka di acara pesta ada saja kejadian yang aneh2. Ketika dalang baru mulai duduk di panggung, tiba-tiba lampu mati, dieselnya ngadat. Persoalan genset selesai, ganti wayangnya yang hilang, akhirnya sang dalang tutup kayon alias pagelaran wayangnya bubar.


Apa yang terjadi kemudian adalah semua anak keturunan keluarga itu "kena balaknya mbah danyang" - mereka hengkang dari bumi Sekapur, tak tersisa. Tapi rupanya keluarga tadi bukanlah satu-satunya yang melakukan pemberontakan, masih ada beberapa  keluarga lagi dan siapa saja dari keluarga yang lain,  dari keluarga B, keluarga C yang dulu pernah melanggar larangan mbah danyang  dan beberapa dari  keturunannya yang mendapatkan "balak" . 


Kalo yang ini malah kejadian nyata.
Di daerah tapal kuda jawa timur, baru-baru ini terjadi pembunuhan sadis dan bikin nggegirisi, ada seseorang yang di isukan sebagai dukun santet. Warga di daerah itu begitu saja percaya dengan omongan yang didengarnya, maka tanpa dibuktikan dahulu kebenarannya, orang tersebut langsung saja dihakimi massa  dihajar lalu dibunuh terus dibakar. Luar biasa !!!  Begitu mudahnya  masyarakat ter-provokasi. 


Gejala apakah ini? Hal tersebut diatas sesungguhnya merupakan refleksi nyata dari apa yang diyakini masyarakat dan menjadi barometer bahwa pengetahuan masyarakat pada umumnya terhadap hal yang irasional atau berbau ghaib sangatlah minim. Sehingga masyarakat pada umumnya cenderung menganggap bahwa hal-hal yang ghaib itu bukanlah urusan manusia biasa. Mereka menjadi apatis, acuh, tidak mau tahu.


Dari data-data faktual yang sering kita baca dan kita lihat di berita teve, kiranya cukup memberi pengertian dan penggambaran yang jelas bahwa di masyarakat sedang terjadi "sesuatu", keberingasan dimana-mana, pencurian uang rakyat ada di semua sektor produksi,  apakah ini yang disebut dekadensi moral?
Jadi ada baiknya kita gunakan rasa dari relung hati terdalam, agar bisa legawa, selanjutnya kita siapkan wadah uneg-uneg, diberi kesempatan dan waktu yang cukup  untuk mengatur langkah-langkah kongkrit yang dimulai dari diri sendiri didalam mempelajari tentang ghoib.


Belajar kepada siapa? sebaiknya semua persoalan dikembalikan kepada yang maha memberi persoalan, innalillahi wa innailaihi roji'un..  dari Allah dan kembali kepada Allah.
Dia yang maha ghaib, pasti mengetahui yang ghaib-ghaib, DIA sumber dari segala sumber ilmu di jagat raya.


akhir kata tetep sehat bersemangat dan selalu taat
matur nuwun.


(Foto:gunungan dan gamelan dari google images)

Tidak ada komentar: