Banyak orang menganggap dirinya sebagai seorang leader, sebagai seorang pemimpin terhadap dirinya sehingga beranggapan bahwa yang menentukan masa depannya adalah dirinya sendiri.
Anggapan tersebut dilandasi pengertian
bahwa keberhasilan dari perjuangan menentukan masa depan seseorang adalah
buah dari kedisiplinan, keuletan serta kegigihannya dalam meraih
kesuksesan; dan sedikit kontribusi dari faktor spiritual, karena ia rajin berdoa kepada
Tuhan..
Pernyataan diatas, tidaklah salah, karena memang
demikianlah pola-pola manusia menjalani kehidupannya. Coba kita perhatikan hal tersebut dengan hati yang
lebih mendalam..
Peran Tuhan disitu dapat diartikan
bukan sebagai penentu masa depannya. Tuhan bukan pula yang men”takdir”kan terjadi seperti itu.
Padahal faktanya, doa-doa yang dipanjatkan justru menyuruh Tuhan agar berkenan memberi restu atas apa
yang diupayakannya.
Dalam hati sering timbul pertanyaan,
Siapakah sih Yang Maha Kuasa itu? Mengapa manusia selalu menyuruh-nyuruhnya?
Bukankah kita ketahui bersama bahwa “manusia berusaha
dan Tuhan yang menentukan”.
Sesungguhnya, Alam semesta beserta seluruh isinya tunduk
dan taat kepada Tuhan, setiap detik seluruhnya bertasbih kepada Allah
swt.
Subhanallah...!
Pada hakikatnya, manusia adalah bagian dari alam semesta, hanya
taat dan patuh kepada Allah swt. Dan
sudah sepatutnya jika manusia selalu bertasbih dalam hatinya seiring
keluarnya nafas sebagai ungkapan rasa bersyukur kepada Allah swt atas limpahan
rahmat yang telah diberikan.
Akan tetapi seringkali dengan tanpa
sadar, sesungguhnya dengan doa-doa yang dipanjatkan itu kita malahan mengurangi
peran Tuhan ; dan kita juga tidak pernah sekalipun pasrahkan diri
kepada Tuhan agar DIA berkenan mengatur hidup kita.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Apakah karena selama ini hati selalu sesak dijejali
keinginan-keinginan dan pikiran hanya diisi rencana-rencana yang bersifat tuntutan
pemenuhan kebutuhan hidup?
Tahukah akibatnya? Hati nurani menjadi tidak
berfungsi, sehingga kita tidak bisa merasakan keberadaan NYA. Hati kita menjadi mati.
Kita tidak akan pernah bisa mengetahui bahwa
sesungguhnya DIA selalu ada untuk hambanya yang taat, yang setiap
saat di hatinya selalu mengingat Allah swt.
Akan tetapi...
Namanya manusia, pasti akan ingat Tuhannya ketika
ditimpa masalah; baik itu masalah di pekerjaannya atau masalah penyakit
yang tiba-tiba menyerangnya; dan pada saat tetangganya ada yang
meninggal, kita juga mengucapkan :
Innalillahi wa innailaihi roji'un.
dari Allah dan kembali kepada Allah
Ilustrasi diatas merupakan peristiwa yang sering
dijumpai di lingkungan kita.
Sesungguhnya semua hal yang terjadi di alam semesta
adalah atas kehendak Allah swt. Kejadian
apapun hakikatnya adalah atas kehendak NYA. DIA lah yang menentukan takdir dan
kodrat.
Jadi, silahkan anda merencanakan sesuatu, akan tetapi
siapkan hati anda dan pahamilah bahwa keberhasilan anda bukanlah semata
atas hasil usaha anda sendiri.
karena...
Disitu Tuhan sedang memperjalankan anda didalam
keberhasilan itu.
Hakikatnya, anda harus instrospeksi diri..
apakah didalam mencapai keberhasilan itu anda berlaku
penuh kejujuran dan keikhlasan, dan memang murni berasal
dari dorongan hati yang bening? sehingga menjadi pantas disebutkan
bahwa keberhasilan anda adalah semata-mata merupakan hadiah dari Tuhan.
Ataukah hasil dari usaha yang sangat
keras, sehingga untuk meraihnya anda harus
menghalalkan segala cara?
Sehingga dapatlah dikatakan bahwa keberhasilan itu
merupakan hasil dari sebuah usaha yang dimotori oleh dorongan
nafsu/ambisi.
Jawaban dari pertanyaan diatas tergantung pada anda
yang menjalaninya.
Karena keputusan memilih yang
benar-benar baik sangat tergantung kepada hati nurani
masing-masing didalam memberikan penilaian terhadap manfaat dan
mudharatnya.
Hakikatnya, keberadaan shiratal
mustaqim adalah di dunia ini bukan di akhirat nanti.
Karena dunia ini adalah tempat ujian bagi manusia
didalam menentukan pilihan hidupnya. Pilihan untuk menjalani kehidupan
dengan berperilaku baik, mengikuti kata hati, hati nurani atau... menjalani
kehidupan dengan mengikuti hawa nafsu keduniawian, yang dipenuhi ambisi
untuk mencapai tujuan.
Masalah yang lain adalah manusia tidak bisa mengukur sendiri
tingkat ketaatannya kepada Sang Pencipta, Allah swt.
Akan tetapi... Walaupun demikian adanya...
urip iku ngundhuh wohing pakarti.. manusia bisa
merasakan bahwa sesungguhnya apa yang dihadapi didalam kehidupan di dunia
ini adalah berbanding lurus dengan perilaku/akhlak/moral manusia
itu sendiri.
Pada akhirnya...
saya hanya ingin mengatakan bahwa didalam menjalani
kehidupan,
- Untuk urusan duniawi, gunakanlah ilmu air. Biarkan usaha-usaha
produksi anda mengalir mengikuti alur-alur yang memungkinkan untuk
dilewati dengan sendirinya tanpa direncanakan.
- Selalu ber-Ihtiar/berusaha secara vertikal. Adalah pasrah diri
kepada Allah swt dengan melakukan tirakat (puasa senin kamis),
mengerjakan ibadah (sholat wajib,sholat sunah), serta
- Mengeluarkan zakat.
Jika hal tersebut diatas dilakukan dengan keikhlasan
hati, anda pasti akan merasakan manfaatnya. Ayem tentrem serta
kedamaian yang selalu lekat di hati. Subhanallah !
tetap sehat, bersemangat dan selalu taat.
terima kasih. Wassalam
1 komentar:
Artikel diatas menunjukkan bahwa didalam pemahaman hakikat, segala sesuatu yang terjadi di kehidupan ini adalah atas kehendak Allah swt semata.
Dan oleh karenanya apapun yang terjadi dan sedang diperlihatkan kepada kita haruslah kita kembalikan lagi kepada Allah swt yang Maha Kuasa atas alam semesta ini. Innalillahi wa innailaihi roji'un (Dari Allah dan kembali kepada Allah).
Untuk akal pikiran, pergunakanlah untuk memikiran kuasa dan kebesaran Allah swt dari apa-apa yang telah diciptakan NYA. Agar akal pikiran kosong dari urusan duniawi dan hanya dipenuhi oleh pikiran-pikiran tentang Allah swt saja.
Sedangkan untuk urusan duniawi pakailah hati nurani agar bisa merasakan dan melihat serta menangkap pesan-pesan dari Allah swt yang disamarkan kedalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaaannya adalah "bagaimanakah caranya agar bisa mempergunakan hati nurani untuk melihat dan merasakan serta menangkap adanya suatu pesan dari Allah swt"
Untuk itu lakukanlah tirakat, mendekatkan diri seutuhnya (kaffah) kepada Allah swt.(tag: Laku Islam Jawa/Tirakat)
Posting Komentar